Gambar : Caruban Kulinary
Gambar : Caruban Kulinary
Brem merupakan makanan tradisional yang biasa dijadikan sebagai oleh-oleh khas Madiun yang terbuat dari sari tape ketan, ragi, dan soda kue. Sentra Industri Brem Kaliabu merupakan pusat produksi sekaligus pemasaran brem yang terkenal dan terpercaya di Daerah Madiun maupun luar Daerah Madiun dengan jumlah produsen brem kurang lebih 65 UMKM yang tersebar di wilayah tersebut. Maka tak heran jika sentra brem Kaliabu menjadi pemasok utama dalam pemasaran brem baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa. Selain memiliki cita rasa yang tak pernah berubah karena dikembangkan secara turun-temurun, brem yang diproduksi di wilayah Kaliabu ini juga tak pernah menghilangkan ciri khas dari brem tersebut meskipun telah muncul beberapa inovasi rasa.
Brem Madiun diyakini lahir di dua desa, yaitu Desa Kaliabu di Kecamatan Mejayan dan Desa Bancong Kecamatan Wonoasri. Dua desa tersebut berdekatan dan berada di wilayah Kabupaten Madiun. Brem Madiun sudah ada sejak masa penjajahan Belanda dan dianggap sebagai makanan ndeso tetapi cukup mewah pada masa itu. Asal nama 'brem' pun memiliki banyak versi, salah satunya karena proses pengeraman yang dilakukan selama berhari-hari. Istilah peram dalam bahasa Jawa terdengar seperti 'prem' dan jadilah nama brem. Resep pembuatan brem juga diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Brem adalah makanan yang berasal dari sari ketan yang dimasak dan dikeringkan, merupakan hasil dari fermentasi ketan hitam yang diambil sarinya saja yang kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam.Sensasi makanan ini muncul ketika makanan dimasukkan ke dalam mulut akan langsung mencair dan lenyap meninggalkan rasa 'semriwing' di lidah. Dikenal beberapa bentuk brem yang dikenal di pasaran berupa makanan dan minuman. Brem berupa makanan terkenal dari Madiun dan Wonogiri,[1] sedangkan yang berupa cairan berasal dari pulau Bali[1] dan Nusa Tenggara.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Brem